Mewujudkan Kesejahteraan Hidup Pascaibadah Ramadan
Mewujudkan Kesejahteraan Hidup Pascaibadah Ramadan*
Dr. H. Mardjoko Idris, M.Ag.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الحمد لله رب العالمين الذى جعل الأعياد ضيافة لعباده الصالحين، وجعل فى قلوب المؤمنين بهجة وسرورا. والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده، لا إله الا الله ولا نعبد الا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون. أشهد أن لا اله الا الله واِشهد أن محمدا عبده ورسوله أرسله الله بالهدى ودين الحق بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله بإذنـه وسراجا منيرا.
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعه بإحسان الى يوم الدين. أما بعد فيا عباد الله اتقـوا الله حق تقاته فإن الله يقول فى كتابه الكريم : وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (الإسراء :81)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Puja bagi Allah Swt., kebesaran, keagungan, dan kemuliaan adalah semata-mata milik Allah Swt.. Maha Besar Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, tiada syarikat bagi-Nya. Shalawat dan salam bagi junjungan Nabi Muhammad saw. yang diutus oleh Allah Swt. untuk membawa petunjuk bagi seluruh umat manusia, agar mereka selamat dan bahagia di dunia dan akhirat. Amîn.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Sejak semalam sampai pagi hari ini, udara angkasa raya seakan bergetar dipenuhi oleh gema takbir, tahlil, dan tahmid, yang dilantunkan dengan alunan suara, lagu, dan irama yang menyejukkan kalbu. Alangkah indahnya alunan kata-kata tersebut, enak didengar, mudah dimengerti, sukar dilupakan, dan menjadi pendorong bagi siapapun yang ingin mendekatkan diri atau ber-taqarrub kepada Allah Swt.
Pada Idulfitri ini, kaum muslimin dianjurkan mengenakan baju baru, sebagai wujud rasa senang atas kemenangan dalam pertempuran melawan kemaksiatan dan hawa nasfu selama Bulan Suci Ramadan. Namun yang lebih penting dari itu adalah baju taqwa (libâsu at-taqwâ) untuk membungkus dan menutup diri kita, setelah kembali fitri, setelah satu bulan kita berpuasa, berkontemplasi dan ber-jihâdu an-nafsi. Bersungguh-sungguh menggapai keridaan-Nya dengan melakukan berbagai ibadah dan meningkatkan solidaritas sosial dengan sesama hamba Allah, mengaca dan mengintropeksi diri, melihat kekurangan pada diri kita masing-masing.
Allah berfirman :
يَابَنِى ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ ءَايَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ {26}
Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat (QS. al-A’râf: 26).
Selanjutnya Libâsu at-Taqwâ ini, senantiasa kita gunakan agar hidup ini berada di bawah naungan dan perkenan-Allah Swt., dengan senantiasa menghadirkan Allah dan menjadikan syari’at-Nya sebagai acuan dalam berfikir, berjalan, dan berkarya.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Satu bulan kita melaksanakan ibadah puasa Ramadlan, tujuannya adalah untuk menjadikan diri kita lebih bertaqwâ, La’allakum Tattaqûn, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt. :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. al-Baqarah: 183).
Difinisi takwa adalah memelihara diri dari sisksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam QS. Al-Baqarah disebutkan bahwa hakikat takwa adalah memadukan secara integral aspek Iman, Islam, dan Ihsân dalam diri seseorang. Dengan demikian, orang yang bertaqwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi Mukmin, Muslim dan Muhsin.
Dalam al-Quran Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya bertaqwa kepada-Nya dengan maksimal, yaitu dengan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya.
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Ali Imran: 102).
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Swt.,
Mudah-mudahan dengan telah selesainya kita berpuasa di Bulan Ramadan ini, kita semua dapat memadukan secara bersamaan antara sifat iman, Islam dan ihsan dalam diri kita masing masing.
Jamaah salat Idulfitri yang dimuliakan oleh Allah Swt.,
Apa yang semestinya dilakukan oleh setiap muslim setelah menyelesaikan penggemblengan diri selama dalam bulan Ramadan? Salah satu yang harus kita buktikan sesudah Ramadan berakhir adalah mewujudkan kehidupan yang harmonis di tengah-tengah masyarakat yang pluralistik, masyarakat multi etnik dan multi agama ini. Bukankah selama Ramadan kita dididik untuk memiliki rasa kasih sayang sesama, rasa senasib sepenanggungan, dan rasa persatuan dan persaudaraan, baik sesama Muslim maupun antar agama, dan bukan mengembangkan permusuhan batin, apalagi konflik sosial.
Jamaah salat Idulfitri yang dimuliakan oleh Allah Swt.,
Kebahagiaan dan Kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat akan terwujud manakala kita saling sayang menyayangi dengan sesama. Di samping itu, keindahan hidup juga bisa dilihat dan dirasakan bila kasih sayang antarsesama menjelma dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, ada 5 (lima) hal yang harus diwujudkan sebagai cermin diri saling sayang menyayangi antarsesama.
Pertama,saling menghormati sehingga tidak ada buruk sangka, tidak mengejek, dan tidak memanggil dengan panggilan yang buruk, tidak mencari aib atau kejelekan, dan tidak menggunjing, Allah Swt. berfirman:
يَاأّيُّهَا الّذِينَ ءَامَنُوا لاَيَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلاَنِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ وَلاَتَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلاَتَنَابَزُوا بِاْلأَلْقَابِ بِئْسَ اْلإِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ اْلإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ {11}
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokkan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS. al-Hujurât: 11).
Kedua,tolong-menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan sekuat apapun manusia sangat membutuhkan pertolongan atau kerja sama dalam kebaikan, bahkan sedapat mungkin tetap memberi pertolongan meskipun dia sendiri berada dalam kesusahan, ia harus berusaha mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, seperti dalam firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya:
Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. al-Mâidah: 2).
Di dalam satu hadis, Rasul saw. bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رواه البخارى ومسلم)
Artinya:
Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).
Ketiga,saling memberi nasihat (taushiyah) sehingga seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan meninggalkannya, dan bila terlanjur salah, maka kesalahan itu tidak sampai menjadi kebiasaan dan akhlak dirinya. Oleh karena itu, orang baik membutuhkan nasihat, agar ia bisa mempertahankan kebaikan atau bertambah baik, sedangkan orang yang belum baik membutuhkan nasihat agar menjadi baik, ini akan mencegah manusia dari kerugian.
Allah Swt. berfirman:
إن الإنسان لفى خسر & إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. al-Ashr: 2-3).
Keempat,Saling Memaafkan. Manakala seseorang melakukan kesalahan, mungkin saja ia membalas kesalahannya itu. Namun, balaslah dengan balasan yang setimpal, jangan sampai pembalasan yang melebihi dari kesalahan yang dilakukannya, sedangkan memaafkan kesalahan orang tersebut merupakan sesuatu yang lebih baik, ini merupakan akhlak baik sesama muslim sehingga Allah Swt. menyiapkan pahala untuknya, Allah Swt. berfirman:
وَجَزَآؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللهِ إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya:
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim (QS. asy-Syûrâ: 40).
Hal-hal yang diutamakan di dalam Islam berarti memiliki keistimewaan tersendiri di hadapan Allah Swt. dan Rasul-Nya, karena itu setiap muslim harus berusaha memilikinya, salah satunya adalah memaafkan kesalahan orang lain.
Orang yang berukhuwah dan berkasih sayang tentu saja mudah memaafkan kesalahan orang lain, hal ini karena ia menyadari tidak ada orang yang bersih dari kesalahan. Karena itu, bila seorang muslim bersalah yang menyebabkan tidak ada tegur sapa, maka ia mau memaafkan kesalahan orang lain dan ditunjukkannya dengan bertegur sapa dan memberi salam terlebih dahulu, Rasulullah saw. bersabda:
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرَضُ هَذَا وَيُعْرَضُ هَذَا، وَخَيْرُ هُمَا الَّذِىْ يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ (متفق عليه)
Artinya:
Tidak halal bagi seorang muslim tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari, yaitu mereka bertemu, lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling, tetapi orang yang paling baik adalah yang paling dahulu memberi salam (HR. Muslim).
Kelima,atau yang terakhir dalam mewujudkan masyarakat yang berkasih sayang adalah saling memberi hadiah, karenanya sekecil apapun nilai dari hadiah itu, kita harus melakukan atau menerimanya, Rasulullah saw. bersabda:
عن أبى هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : تَهَادُوْا تَحَابُوْا (رواه البخاري)
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw. bersabda: “ Saling memberi hadiahlah kamu sekalian, niscaya kalian akan saling mencitai (HR. al-Bukhari)
Dengan demikian, sudah seharusnya kita kembali dalam suasana perdamaian yang kesemuanya harus dimulai dari keluarga hingga masyarakat dan bangsa. Kedamaian membuat kehidupan bersama menjadi indah, karenanya konflik antar sesama tidak boleh berkepanjangan, apalagi bila sebabnya bukan persoalan yang prinsip.
Semoga setelah Ramadhan berakhir, ketaqwaan kita semakin kokoh, kehidupan keluarga dan masyarakat semakin baik, semangat menuntut ilmu semakin besar, dan masjid-masjid terus kita makmurkan sebagaimana mestinya.
Sebagai akhir dari khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Allah Swt., semoga Allah memberikan taufiq, hidayah dan maunah-Nya kepada kita semua.
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين وأدخلنا وإياكم فى زمرة المتقين المخلصين واستغفر الله العظيم لى ولكم ولجميع المؤمنين والمؤمنات واستغفروه إنه هوالغفور الرحيم.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب لنار
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ {180} وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ {181} وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
*Materi ini disampaikan pada Khutbah Idulfitri, Rabu, 10 April 2024M-01 Syawwal 1445H, di Lapangan BPKB, Sorowajan, Yogyakarta.